Model Gorden Berdampak Psikologis Pada Tema Ruangan

>> Monday, August 2, 2010

Gorden tenun tradisional motif interiorDari segi fungsi, gorden adalah tirai atau penyekat. Untuk melindungi dari cahaya atau pandangan agar tidak menembus ruangan yang ada di baliknya. Karenanya gorden dipasang pada jendela atau pintu. Berbeda dengan daun jendela atau daun pintu, gorden bersifat tidak permanen, yang kalaupun dalam keadaan tertutup, orang akan mendapatkan isyarat bahwa di dalam ruangan di balik gorden tersebut masih ada orang yang terjaga atau bahwa ruangan itu terawasi.

Beda dengan daun jendela atau daun pintu, bila sudah ditutup, maka akan memberi kesan bahwa di dalamnya orang sudah mau tidur atau mungkin ruangan tersebut tidak berpenghuni.
Karena luas bidang gorden pada umumnya seluas jendela atau pintu, maka yang pertama menjadi pertimbangan dalam memilih gorden adalah warna. Apakah serasi dengan warna dasar tembok ruangan, warna kusen, warna daun jendela dan daun pintunya? Apakah warna tersebut secara keseluruhan memberikan dampak psikologis seperti yang diinginkan?

Dampak psikologis bisa terjadi karena warna memiliki potensi kuat terhadap pikiran. Seperti warna hitam dianggap bisa ‘mematikan’ warna-warna lain, kecuali putih. Sementara warna terang yang berat bisa mencolok mata dan membuat ‘kaget’.

Tentu, pemilihan warna merupakan kemerdekaan. Orang boleh memilih ruangan dengan aksen gorden berwarna biru laut karena temboknya memiliki warna senada, dan karena warna tersebut memberikan semangat pada dirinya. Atau orang boleh merasa terpaksa harus mengecat ulang warna tembok kamar tidurnya lantaran telah jatuh cinta pada gorden berwarna pink salem yang ceria, feminin, dan memberi kesan muda-belia. Atau pria remaja mungkin lebih suka memilih gorden garis-garis putih-hitam karena cocok dengan warna tembok kamarnya yang putih dan karena itulah warna seragam kesebelasan Inggris favoritnya. Atau seorang bapak mungkin tak akan peduli dengan urusan warna gorden karena apa pun warnanya asalkan pilihan istri tercinta, maka baginya adalah sempurna adanya.

Selain warna, pertimbangan lain adalah bahan. Ada berbagai macam kain gorden dengan bahan yang berbeda. Banyak yang menggunakan kain berserat sintetis, tebal, dan ada yang tipis, bermotif dan ada yang polos. Juga dengan berbagai macam warna dasar. Pilihan lain adalah gorden dari bahan tenun, yang akhir-akhir ini digemari.

Pemasangan gorden ada yang rangkap, satu helai gorden dasar dengan satu helai gorden rangkapan berupa kain tile tipis yang tembus pandang samar-samar dan dikenal dengan vitrage. Tetapi, ini biasanya untuk jendela kaca yang luas. Untuk pintu dan jendela kecil akan terkesan berlebih-lebihan bila menggunakan gorden rangkap.

Tetapi, gorden tak harus berupa lembaran kain yang digantung dan jatuhnya agak “berat” agar tak mudah diterbangkan angin. Bisa pula gorden dibuat dari bahan alami, seperti kerai bambu, kerai rotan, bahkan anyaman akar wangi atau kain goni atau bisa juga dari lidi yang dianyam dengan benang menyerupai lembaran. Bahan-bahan seperti ini memberikan kesan hangat dan ramah , karena sifatnya yang alamiah, sederhana, dan akrab dengan kehidupan.

Bandingkanlah, tirai yang terbuat dari susunan bilah-bilah plastik seperti yang banyak digunakan ruang perkantoran. Bahan plastik ini memberi kesan formal dan seolah bisa memengaruhi orang-orang di sekitarnya agar tetap bersikap saling menjaga jarak.

Nilai estetik gorden, pada prinsipnya menyatu dengan fungsi. Selain sebagai tirai, ia juga mampu menghidupkan ruangan, serta membuat orang yang memandangnya merasa lega dan terbebas dari himpitan persoalan. Karenanya pemilihan warna dan motif menjadi penting. Seperti halnya warna, motif juga memberikan dampak psikologis. Ada motif berat dan ada motif ringan. Artinya, ada motif-motif tertentu yang bisa membuat kita makin lelah dan ada motif-motif yang membuat hati terasa ringan.
So, anda bisa mengisi akhir minggu dengan mendesain ulang gorden rumah kan?

0 comments:

Post a Comment

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP